Artikel Kepala Sekolah & Guru

“LANPAS” BUAH DARI ISTIQOMAH

Penulis: Ahmad Nahrowi

Kepala SDIT Al-Muzzammil Kecamatan Jatiasih Kota Bekasi

Membangaun Sekolah Baru.

Pada tahun 1999 saya diminta untuk menjadi kepala sekolah SDIT di Bekasi tepatnya di Komplek Graha Indah, Jatimekar Jatiasih. Awalnya ada rasa gembira dan sekaligus ragu. Kenapa karena pada saat yang bersamaan saya sedang menekuni bidang bisnis yang baru mulai merangkak.

Sejak dua tahun sebelumnya tekad hati memutuskan untuk terjun di bidang bisnis bersama-sama teman. Sejak itu kami meninggalkan dunia pendidikan beralih di bidang bisnis. Ya tentunya memasuki dunia baru terlepas dari dunia formal yang terikat dengan aturan dan tata tertib memasuki wilayah baru yang belum jelas hutan rimbanya.

Singkatnya dunia baru yang aku geluti tidak semudah kata orang. Dunia bisnis memang menjanjikan keuntungan finansial tapi membutuhkan effort yang luar biasa. Waktu dan tenaga terkuras habis hanya untuk mencari beberapa digit (keuntungan) tiba di rumah tinggal tenaga tersisa apa lagi waktu itu kami masih punya anak kecil yang masih perlu bimbingan dan arahan. Ini menjadi tantangan sendiri.

Memang hati nurani tidak bisa di bohongi. Ketika penawaran ini sampai pada saya maka pada saat itu juga saya terima. Besoknya saya diajak survey ke lokasi untuk melihat sekolah yang dituju. Gambaran saya waktu itu sekolah sudah siap dengan segala fasilitas dan prasarana yang lengkap. Waktu itu saya diajak oleh teman saya untuk survei malam hari.

Dari jauh sekolah itu ada wujudnya tapi itu gedung taman kanak-kanak yang dipakai oleh murid TK Al-Muzzammil. Ketika siang hari saya datang lagi ternyata saya di kasih cek kosong. Jangankan fasilitas, kursi saja tidak ada. Dengan kata lain tidak ada apa-apa sama sekali. Yayasan modal nekat mau mendirikan sekolah di tengah komplek yang pada saat itu para pemudanya atau remaja banyak yang terkena pengaruh pergaulan yang tidak baik.

Karena awalnya saya sudah terima amanah ini maka dengan tekad kuat. Dengan hati yang ikhlas saya coba rancang mulai dari buat proposal sampai menyebarkannya, merekrut guru menentukan kurikulum dan muatan lokal. Dengan takdir Allah akhirnya dapat murid sebanyak 10 (sepuluh orang anak).

Mulailah sekolah itu berjalan apa adanya dengan dua orang guru ditambah satu orang staf TU dan tentunya saya selaku kepala sekolah. Jangan dibayangkan tidak ada masalah. Justru masalah bertumpuk-tumpuk, saya harus mengatasi sendiri dengan segenap kemampuan yang ada pada diri ini.

Seiring berjalannya waktu dari hari-hari, ke pekan, bulan dan tahun. Banyak tantangan yang kami hadapi baik dari faktor lingkungan internal maupun eksternal. Dari lingkungan internal jelas sekolah baru yang tidak memiliki modal finansial. Jangankan sofa mewah kursi reot saja tidak ada.

Saya harus membawa kursi dari rumah untuk tempat duduk guru dan staf. Begitupun untuk makan minum guru, honorarium dan lain-lain kami harus memikirkan sendiri. Seperti itulah perjuangan kami di awal berdirinya SDIT Al-Muzzammil.

Memasuki tahun kedua muncul masalah ada murid tapi kelas belum ada. Kami melobi pihak yayasan untuk segera mengadakan kelas baru demi memenuhi kebutuhan kelas yang akan digunakan anak untuk belajar siswa kelas dua.

Begitupun di tahun ketiga lagi-lagi kami belum mendapatkan kelas. Maka dibentuklah kelas darurat di bagian sudut masjid yang kosong di sulap menjadi kelas kecil yang memang pada saat itu jumlah murid kami masih mungil berjumlah Sembilan (9) anak laki-laki dan satu (1) orang yang sangat cantik.

Nama-nama mereka sebagai berikut; Hadani Rabby, Sabilah Rosyad, Ahlan, Rizky S, Bobby, Rajil, Hamzah, Rizal fahlevi, Fadhil dan terakhir Nabilah Rahman. Persis seperti yang ada didalam cerita film Laskar Pelangi dan waktu itu kami masih menumpang di lokal TK Al-Muzzammil bagian pojok sekali.

Dengan perkembangan jumlah murid yang terus bertambah dan kepercayaan masyarakat yang mulai tumbuh akhirnya pihak yayasan masjid mengadakan pembicaraan dengan pihak luar yayasan masjid untuk mengembangkan SDIT Al-Muzzammil.

Melalui pembicaraan panjang, akhirnya disepakati oleh seorang yang bernama Drs. H. Sudirman Bur. Beliau adalah seorang Kepala SMAN sekaligus pengusaha peternakan ayam. Kami dibuatkan kelas dengan dua ruang kelas baru tapi belum bertingkat.

Dengan bekerja sama pihak Bapak Drs. H. Sudirman Bur selaku ketua Yayasan Raudhatul ilmi sepakat untuk mengadakan sarana prasarana sekolah yang dibutuhkan dan pihak Yayasan Jamiatul Ummah membidangi urusan kurikulumnya. Dengan bersinerginya dua kekuatan inilah Almuzzammil menggerakkan sayapnya di dunia pendidikan.

Sejak tahun 2005 kami mulai lepas landas dengan semangat serta didukung bangunan yang bertingkat dan telah diakreditasinya sekolah. Semakin mantap kami melangkah untuk memajukan sekolah ini. Seiring jumlah murid yang kian bertambah dan terpenuhinya semua guru di semua level kelas serta prasarana yang memadai. Kami mulai memikirkan kemajuan dan prestasi serta memantapkan cita-cita sekolah.

Al-Muzzammil sejak awal didirikan adalah sekolah yang bercirikan serta bercita-cita membangun generasi muslim yang cerdas, tangguh dan memiliki karakter akhlak yang mulia. Dengan motivasi kami bersama guru dan staf tentunya di dukung oleh pihak yayasan dan bimbingan pihak pengawas di lingkungan kantor Dinas Pendidikan Kota Bekasi.

Ini sejalan dengan UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi; penyelenggaraan pendidikan wajib memegang beberapa prinsip, yakni pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa dengan kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan multimakna.

Sedangkan tujuan Pendidikan nasional berdasarkan UU nomor 20 tahun 2003 sebagai berikut: mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Lewat isi undang-undang Nomor 20 tahun 2003 diatas, maka bisa kita ambil maknanya bahwasanya tujuan pengadaan pendidikan nasional adalah untuk menjadikan setiap warga Negara Indonesia sebagai pribadi yang tidak hanya memiliki wawasan yang luas namun juga memiliki sikap-sikap yang berbudi luhur sebagaimana yang dicita-citakan dalam Pancasila.

Sejalan dengan tujuan pendidikan nasional dan tujuan yang pendidikan Islam yang mulia. Maka kami menggabungkan kedua macam kurikulum itu dalam kegiatan pembelajaran dengan serasi tanpa meninggalkan yang satu atau mengecilkan yang lainnya. Disinilah dua macam kurikulum ini kami padukan dalam setiap kegiatan pembelajaran baik formal maupun informal bahkan untuk ekstrakulikuler pun tetap nilai keislaman melekat di dalamnya.

Sekolah Dasar Islam Terpadu yang disingkat menjadi SDIT pada hakekatnya adalah sekolah yang mengimplementasikan konsep pendidikan Islam berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Konsep operasional Sekolah Islam Terpadu (SIT) merupakan akumulasi dari proses pembudayaan, pewarisan dan pengembangan ajaran agama Islam, budaya dan peradaban islam dari generasi ke generasi.

Istilah “Terpadu” dalam SIT dimaksud sebagai penguat (Taukid) dari Islam itu sendiri. Maksudnya adalah islam yang utuh menyeluruh, Integral bukan parsial, syumuliyah bukan juziyah. Hal ini menjadi semangat utama dalam gerak dakwah di bidang pendidikan sebagai perlawanan terhadap pemahaman sekuler, dikotomi, jauziyah.

Dalam aplikasinya SIT diartikan sekolah yang menerapkan pendekatan penyelenggaraan dengan memadukan pendidikan umum dan pendidikan agama menjadi satu jalinan kurikulum. Dengan pendekatan ini, semua mata pelajaran dan semua kegiatan sekolah tidak lepas dari nilai dan ajaran Islam.

Tidak ada dikotomi, tidak ada keterpisahan, tidak ada sekularisasi, dimana pelajaran semua bahasan lepas dari nilai dan ajaran Islam, atau sakralisasi dimana Islam diajarkan terlepas dari konteks kemaslahatan kehidupan masa kini dan masa depan. Pelajaran umum seperti matematika, IPA, IPS, bahasa, jasmani/kesehatan, keterampilan dibingkai dengan pijakan, pedoman dan panduan Islam.

Sementara pelajaran agama, kurikulum diperkaya dengan pendekatan konteks kekinian dan kemanfaatan dan kemaslahatan anak didik. Inilah yang memberikan warna terhadap perkembangan anak didik di sekolah terpadu. Baik secara jasmaniah maupun ilmu pengetahuan.

SDIT Al Muzzammil dengan semangat dan keyakinan tinggi ikut mengembangkan pendidikan Islam Terpadu di wilayah Jatimekar komplek Graha Indah terkhusus di lingkungan kota bekasi memberi inspirasi bermunculannya sekolah-sekolah Islam terpadu di lingkungan Jatiasih. Ini tentu membawa berkah dan sekaligus jadi ladang dakwah dan menyebarkan nilai-nilai kebaikan Islam itu sendiri sebagai wujud Islam rahmatan lil alamin.

Sekolah Islam Terpadu juga menekankan keterpaduan dalam metoda pembelajaran sehingga dapat mengoptimalkan ranah kognitif, afektif konatif. Implikasi dari keterpaduan ini menuntut pengembangan pendekatan proses pembelajaran yang kaya, variatif dan menggunakan media serta sumber belajar yang luas dan luwes. Metoda pembelajaran menekankan penggunaan dan pendekatan yang memicu dan memacu pengoptimalan otak kanan dan kiri.

Sekolah Islam Terpadu juga memadukan pendidikan aqliyah, ruhiyah dan jasadiyah. Artinya berusaha mengoptimalkan peserta anak didik menjadi anak yang berkembang baik kemampuan akal dan intelektualnya, meningkat juga kualitas keimanan kepada Allah Swt. Terbiasa berakhlak mulia dan juga memiliki kesehatan, kebugaran dan keterampilan.

Di samping itu setelah Al-Muzzammil mampu mengembangkan fasilitas ruang belajar yang baik dan bertambahnya sarana dan prasarana. Almuzzammil mulai pengembangan kurikulum pendidikan di bidang kebahasaan dengan kerjasama pihak luar mendirikan kelas yang kami sebut kelas Bilingual atau dua bahasa.

Yaitu mempraktekan serta menggabungkan bahasa Inggris dengan bahasa Indonesia dalam pembelajaran sehari-hari baik di kelas maupun di luar ruangan. Inilah yang menjadi proyek kami yang sudah berjalan kurang lebih 6 tahun. Yang tahun ini akan meluluskan angkatan pertamanya di bulan Mei tahun 2021.

Membangun sebuah sekolah tidak mudah kata orang seperti membalikan telapak tangan. Tapi butuh perjuangan panjang yang melelahkan dan banyak mengeluarkan energi. Disinilah diperlukan perhatian penuh baik kepala sekolah, guru apalagi pihak yayasan. Bila salah satunya ada yang tidak sungguh-sungguh apalagi sampai ada yang putus, baik rasa dan tanggung jawab tentu pendidikan itu akan terganggu.

Oleh karena itu membangun sebuah lembaga apapun namanya butuh keseriusan. Apa lagi bidang pendidikan yang satu ini membutuhkan perhatian yang luar biasa. Sekali niat diucapkan langkah sudah diayunkan maka tidak ada kata mundur.

Inilah sedikit pengalaman dan perasaan yang ingin saya bagikan kepada teman-teman sekalian yang sudah terjun di bidang pendidikan manis getir sebagai pendiri dan sekaligus pelaksana di bidang pendidikan akan saudara rasakan. Di Malam pertama bulan Ramadhan dan keterbatasan waktu yang saya miliki dan deadline yang diberikan panitia mohon maaf.

PENGELOLAAN KELAS

Kegiatan Belajar 1: Hakikat Pengelolaan Kelas

A. Pengertian Pengelolaan Kelas

Istilah “pengelolaan kelas (classroom management)” dapat didefinisikan beragam tergantung dari sudut pandang yang dipakai.

Pengelolaan Kelas adalah serangkaian tindakan guru yang ditujukan untuk mendorong munculnya tingkah laku yang diharapkan, menciptakan hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosio-emosional yang positif, serta menciptakan dan memelihara organisasi kelas yang produktif dan efektif.

Pengertian ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Winzer (1995) yang menyatakan bahwa pengelolaan kelas adalah cara-cara yang ditempuh guru dalam menciptakan lingkungan kelas agar tidak terjadi kekacauan dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencapai tujuan akademis dan social.

B. Perbedaan Pengelolaan Kelas dengan Pembelajaran

Pembelajaran adalah segala kegiatan yang dilakukan guru untuk memudahkan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Contohnya,melakukan diagnosis kebutuhan siswa, merencanakan pelajaran, menyajikan informasi, mengajukan pertanyaan, dan menilai kemajuan belajar siswa.

Pengelolaan kelas adalah segala kegiatan guru yang dilakukan untuk menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran yang efektif.

Dengan menyimak kedua pengertian tersebut tampaknya jelas bahwa keduanya saling berkaitan. Perbedaan ini harus kita pahami, karena kita dihadapkan pada masalah –masalah yang muncul di dalam kelas, kita harus memecahkan masalah –masalah tersebut sesuai dengan hakikatnya.

Tujuan pengelolaan kelas adalah menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang memungkinkan berlansungnya proses pembelajaran yang efektif .Tujuan pembelajaran adalah membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran.

C. Pentingnya Pengelolaan Kelas Dalam Proses Pembelajaran

Pengelolaan kelas merupakan aspek penting dalam proses pembelajaran. Pengelolaan kelas yang efektif meupakan prasyarat bagi terciptanya proses pembelajaran yang efektif

create : Tata Sukarta, S.Pd.SD